Post sebelumnya : Ziarah ke Lourdes, kota kecil yang indah.
Setelah Lourdes, kota berikutnya yang gue tuju adalah Milan. Tetapi, karena tiket pesawat dari Lourdes ke Milan sangat mahal – dikarenakan Lourdes adalah kota kecil – maka gue memutuskan untuk mampir di Bordeaux terlebih dahulu.
Gue berangkat dari Lourdes sekitar pukul 2 siang, dan sampai di Bordeaux kira-kira 3 jam setelahnya. Gue naik kereta yang sama dengan perjalanan Paris-Lourdes gue, yakni kereta SNCF. Perjalanan kereta dari Lourdes ke Bordeaux dihiasi dengan pemandangan countryside yang cukup indah, dan warna hijau daun tetap mendominasi, meski saat itu adalah musim dingin.
Sesampainya di Bordeaux, gue langsung mencari jalan menuju ke Christmas Market. Salah satu alasan gue memilih Bordeaux sebagai kota transit sebelum ke Milan adalah karena di Bordeaux terdapat Christmas Market yang lumayan besar, yang disebut Marche de Noel.
Berbekal informasi arah dari Google Maps, di stasiun kereta gue langsung mencari tiket untuk trem. Tanpa sepengetahuan gue, ternyata di most of Europe, tiket untuk trem, subway, dan bus itu sama. Jadi sistemnya satu tiket untuk semua, dan biasanya 1 tiket memiliki masa pakai 90 menit. Gue yang tidak tahu pun bingung dan harus bertanya ke beberapa orang untuk informasi pembelian tiket dan cara penggunaan tiket.
Disini perasaan gue campur aduk. Terlebih lagi gue dalam posisi tidak memiliki koneksi internet. Untuk arah jalan pun gue perlu tanya ke banyak orang. Ada perasaan panik, tapi mostly excited untuk bertanya kepada orang lokal. Berasa seperti sedang bermain Amazing Race gitu. Apalagi di dalam kesempatan inilah gue bisa ngobrol dengan orang Perancis yang cantik-cantik. #ups
Jadi, tiket yang kita beli biasa terbuat dari kertas dan bentuknya seperti kertas lotere. Untuk menggunakannya, kita perlu memasukkan tiket kita ke validation machine yang ada di pintu setiap kendaraan umum, baik itu subway, bus, ataupun trem. Anehnya, gue memerhatikan hampir semua orang tidak memasukkan tiket mereka, which means mereka naik kendaraan umum secara gratis! Resikonya, saat ada pemeriksaan mereka dapat dikenakan denda. Tetapi pemeriksaan ini jarang sekali gue temukan, hanya sekali dalam Eurotrip gue ini, yakni di Dusseldorf.
Sayang sekali, karena gue masih membawa koper, gue tidak diperbolehkan masuk ke dalam Christmas Market yang gue incar. Sialnya, hotel gue di Bordeaux berada di dekat bandara dan hari sudah malam, sehingga agak sulit untuk kembali ke pusat kota Bordeaux. It’s okay deh, karena memang tujuan utama gue di Bordeaux memang untuk transit.
Keesokan paginya, gue pun langsung berangkat menuju Milan.
Sialnya, pesawat Easyjet yang gue tumpangi tidak mengizinkan lebih dari 1 hand carry, sedangkan gue membawa 1 koper cabin dan 1 tas punggung. Alhasil, gue harus membayar denda €60 karena hal ini. So, be careful guys!
Gue sampai di bandara Milano Malpensa, Milan sekitar jam 6.30 sore. Gue pun langsung pergi ke pusat kota menggunkan kereta Malpensa Express. Berbekal pengalaman di Bordeaux, gue sudah mempersiapkan segalanya (Maps, Directions, Cara beli tiket transportasi umum) untuk perjalanan di Milan. Alhasil gue sampai di hotel tanpa kesulitan.
Gue menginap di hotel BnB San Siro, tepat di depan stadion San Siro. Gue sengaja memilih hotel ini untuk memudahkan transportasi gue ketika menonton pertandingan sepakbola, karena dengan begitu banyaknya penonton, pasti transportasi umum akan sangat ramai dan membludak.
So… Gue sudah sampai di hotel di Milan. Dengan ini, pertualangan gue di Milan pun dimulai.
Post berikutnya : Milan, sebuah pengalaman yang luar biasa.
Milan, sebuah Pengalaman yang Luar Biasa | logue.id
June 8, 2018 at 10:42 am[…] Post sebelumnya : Tersesat di Bordeaux, kota transit sebelum Milan. […]
Eurotrip ala @ysteven - 12 hari yang mengesankan
August 21, 2018 at 6:54 am[…] Day 2-3 : Bordeaux […]