Natal Bersalju di Lucerne dan Mount Titlis


Post sebelumnya : Milan, sebuah pengalaman yang luar biasa.

Milan memang menyimpan kenangan yang manis di dalam Eurotrip gue, tetapi kota berikutnya yang gue kunjungi tidak kalah bagus dan mengesankan.

Lucerne adalah kota tersebut. Kota yang merupakan bagian dari negara Swiss ini merupakan kota yang sangat indah, dengan Lucerne Lake dan sungai Reuss menjadi pusat perhatian kota ini.

Perjalanan kereta gue dari Milan menuju Swiss merupakan perjalanan kereta yang memiliki view terbaik di Eropa. Gue benar-benar dimanjakan dengan pemandangan spektakuler, mulai dari gunung bersalju, ladang hijau, sampai danau-danau indah yang tanpa henti menghiasi perjalanan kereta.

Sesampainya di Lucerne, gue disambut dengan udara yang sangat dingin. Letaknya yang di lembah pegunungan membuat Lucerne menjadi kota yang lebih dingin dibandingkan kota lainnya yang gue kunjungi. Sampai -2ºc dinginnya.

Gue sampai di Lucerne pada tanggal 24 Desember, sekitar pukul 2.30 sore. Berhubung malam itu adalah malam natal, kebanyakan restoran disana tidak beroperasi, jadi gue mempersiapkan diri dengan berbelanja di sebuah supermarket yang berada di stasiun kereta api bernama Coop. Di supermarket ini juga terdapat banyak coklat yang dijual dengan harga lumayan murah, sangat cocok untuk oleh-oleh.

Gue kalap. Berdua dengan kakak gue, kita belanja mulai dari Beer, Pop Corn, Mac and Cheese, Ayam Panggang, Kopi, Juice, sampai Biskuit dan Snacks. Juara pertama dari semua yang gue beli adalah Ayam Panggang. Benar benar nikmat. Daging ayam yang tebal, dibumbui dengan sempurna, membuat ayam ini langsung menjadi rebutan gue dan kakak gue. Kalau lo berkunjung ke Lucerne, lo harus coba ayam panggang yang ada di supermarket Coop.

Sesampainya di hotel, gue langsung menanyakan lokasi gereja Katolik terdekat untuk ibadah malam natal. Gue diarahkan ke gereja yang letaknya tidak terlalu jauh dari hotel, namanya gereja St Leodegar Im Hof. Dari luar, gerejanya berbentuk seperti gereja kuno, dengan  patung malaikat dan jam besar di atasnya. Di depan gereja, banyak anak-anak kecil dengan kostum natal, yang sepertinya sudah siap untuk sebuah pertunjukan natal.

Gue pun masuk untuk mengikuti misa. Kondisi di dalam sudah hampir penuh, sehingga gue memilih tempat duduk di pojok belakang yang kebetulan masih kosong. Misa pun dimulai. Pada awalnya misa berjalan seperti biasa, mirip dengan di Indonesia, tetapi ditambahkan dengan drama natal yang diperagakan oleh anak-anak sebagai pengganti bacaan. Namun, tiba tiba gue dikagetkan karena setelah bacaan Injil, misa selesai dan semua orang pergi keluar untuk pulang. Sungguh berbeda dengan misa di Indonesia yang seharusnya masih berlanjut dengan doa-doa lainnya!

Sepulangnya dari gereja, gue berjalan-jalan sebentar mengelilingi kota Lucerne. Tujuan utamanya adalah untuk mencari restoran yang buka pada saat malam natal, tetapi hampir semua restoran disana tutup, bahkan McDonalds sekalipun. Gue pun akhirnya kembali ke hotel dan menghabiskan malam disana.

Keesokan harinya, gue berangkat menuju kota Engelberg untuk pergi ke Mount Titlis, sebuah gunung salju yang indah di dekat Lucerne. Gue berangkat dari stasiun yang sama dengan stasiun dimana gue tiba, yakni Luzern Bahnhof. Tarifnya sekitar €10.

Gue pun langsung terkejut ketika sampai di Engelberg. Kota kecil ini bagus banget! Disinilah untuk pertama kalinya gue menyentuh salju. Rasanya ternyata beda dari yang gue bayangkan! Selama ini gue mengira bahwa salju itu lembut seperti kapas, ternyata teksturnya keras dan basah seperti butiran es batu.

Untuk menuju puncak Mount Titlis, kita perlu naik cable car. Tarifnya relatif mahal, yakni sekitar 65CHF ( Swiss Franc ), atau sekitar IDR935.000. Tarif tersebut sudah termasuk cable car untuk naik dan turun, dan juga semua atraksi di Mount Titlis, yakni Glacier Cave, Cliff Walk, Ice Flyer, Glacier Park, dll. Overall tarif tersebut cukup worth it dengan pengalaman tak terlupakan bermain di atas gunung salju. Once in your life you should try this one.

Setelah turun dari Mount Titlis, gue memutuskan untuk kembali ke Lucerne. Namun untungnya, gue ketinggalan kereta sehingga harus menunggu 1 jam untuk kereta berikutnya. Kenapa beruntung? Karena di waktu kosong inilah gue menemukan sebuah bar yang luar biasa bernama Kafekaufbar.

Bar ini sangat cantik, dengan dinding dari batu alam yang penuh dengan pajangan dengan berbagai tema, dan interior yang lucu, unik, dan menarik. Bangku kayu yang berwarna warni, misalnya. Lucunya lagi, semua pajangan yang ada di toko ini dapat dibeli!

Di bar ini juga gue menemukan minuman yang enak banget, yakni Kafekaufbar Hauskaffe. Hauskaffe adalah kopi yang dicampur dengan rum dan amaretto, dilengkapi dengan whipped cream di atasnya. Rasanya luar biasa, ditambah lagi alkoholnya membuat tubuh hangat di suasana yang sangat dingin saat itu.

Makanan di bar ini juga luar biasa. Gue memesan ham and cheese flammekuchen, yang merupakan roti pizza yang sangat tipis, sehingga sangat garing dan gurih. Dibumbui dengan sempurna, ham and cheese yang menjadi topping pun sangat luar biasa lezat. One of the best dish during my eurotrip!

Setelah menghabiskan satu jam di Kafekaufbar, gue pun kembali ke Lucerne dan menghabiskan malam disana, sebelum berangkat ke Cologne keesokan paginya.

Tidak lupa sebelum pulang gue memfoto landmark paling khas di Lucerne, yakni Kapellbrücke.

Next Post : Santai dan Belanja di Cologne dan Dusseldorf

Related Posts

[Photostory] Bangkok, 2019

Di penghujung tahun 2019 kemarin, gue dan keluarga berkesempatan untuk berlibur ke Bangkok selama 5 hari 4 malam ...   more Di penghujung tahun 2019 kemarin, gue dan keluarga berkesempatan untuk berlibur ke Bangkok ...   more

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *